Posts tagged: Persendian

Persendian

Persendian ialah tempat perhubungan antara tulang-tulang atau antara tulang dengan tulang rawan.
Secara fungsional sendi dibagi menjadi:
1. Synarthrosis yaitu sendi yang tidak dapat bergerak.
2. Amphiarthrosis yaitu sendi yang pergerakannya sedikit.
3. Dyarthrosis yaitu sendi yang pergerakannya bebas

Secara struktural (ada atau tidaknya rongga sendi dan jaringan ikat yang berada di dalamnya) sendi dibagi menjadi 3 macam: Fibrosa, tulangrawan, synovial.

Mencegah Berbagai Penyakit Persendian

ORANG yang senantiasa melaksanakan ibadah shalat akan mendapatkan karunia kesehatan. Kesehatan bukan hanya bersifat fisik tapi juga secara psikis/kejiwaan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Ankabut ayat 45: “Dirikanlah shalat! Sesungguhnya shalat itu dapat menghalangi perbuatan keji dan mungkar.”

Selesai menunaikan shalat tubuh terasa lebih segar dan bugar. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi? Apakah karena air wudhu yang kita gunakan? Atau karena tata gerakan shalat yang sedemikian, ibarat gerakan senam aerobik? Tata gerak shalat yang kita lakukan merupakan rangkaian gerak yang secara sadar atau tidak, secara sinergis dan harmonis, memberikan stimulus-stimulus penting bagi kerja berbagai sistem tubuh manusia.

Secara kasat mata gerakan shalat terlihat bagaikan gerak ritual belaka. Namun setelah diperhatikan tentang apa yang terjadi pada organ internal tubuh, saat air wudhu menyentuh kulit, tangan diangkat saat takbiratul ihram, menunduk saat ruku’ dan sujud, tergetarlah hati menyaksikan keindahan ritme yang telah diatur Allah Sang Maha Pencipta.

Saat menunaikan shalat, seluruh aspek kesehatan (lahir, batin dan pikir) bersinergi secara harmonis. Motivasi menegakkan shalat bersumber pada kesadaran diri (aspek mental spiritual dan pikir) untuk menghamba kepada Allah SWT sebagai Sang Khalik, dilanjutkan dengan rukun atau tata gerakan shalat. Dengan konsep diri ini, saat shalat pikiran dan mental tertata sedemikian rupa sehingga perasaan batin menjadi lebih tenang, hening dan khusyuk.

Berbagai penelitian seputar hikmah kesehatan dalam shalat telah diteliti para ahli kedokteran dunia antara lain Prof Dr Von Schreber (Belanda) dan Prof Dr Andry (Perancis). Menurut Prof Dr Von Schreber, gerakan-gerakan dalam shalat menurut agama Islam adalah suatu cara memperoleh kesehatan dalam arti yang sangat luas. Gerakan ini mencakup semua gerakan bertujuan mempertinggi daya prestasi tubuh. Dalam agama Islam, setiap hari lima kali dilakukan tata-cara shalat yang mengandung gerakan tubuh yang menghasilkan bentuk tubuh yang bagus sekaligus lembut dan lincah selain mudah bergerak serta menambah kekuatan dan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

Sedangkan menurut Prof Dr Andry, gerakan shalat yang dilaksanakan setiap hari akan menurunkan dan mengurangi penyakit ke-gemukan (obesitas), rematik, penyakit gula (diabetes), batu empedu, sembelit dan sebagainya. Gerakan shalat juga mengandung gerakan yang berdampak pada tulang, otot, pergelangan, persendian dan paru-paru.

Penelitian tentang shalat juga dilakukan dosen IAIN Sunan Ampel, Prof Dr Mohammad Sholeh. Dari hasil penelitiannya terungkap bahwa shalat (khususnya tahajud) bukan hanya membuat pelakunya mendapatkan tempat istimewa di hadapan Allah, melainkan juga meningkatkan kekebalan tubuh dan mengusir penyakit. Shalat bisa memperbaiki tingkat moral seseorang. Dengan shalat yang benar, tulus, pasrah dan rutin akan membuat fisik serta psikis seseorang menjadi sehat.

Berikut penjelasan berurut tentang gerakan dalam shalat :
l Berdiri Tegak. Sikap berdiri tegak dengan kaki menumpu seluruh berat badan. Dalam posisi berdiri tegak tubuh berada dalam posisi anatomisnya. Seluruh otot, tulang dan sendi berada dalam posisi pasif sehingga menimbulkan relaksasi.

l Takbiratul Ihram. Takbiratul ihram (tahrim dan ihram) yang berarti larangan, maksudnya sesudah mengucapkan takbir, pikiran tidak boleh dipancarkan ke mana-mana melainkan semata-mata kepada Allah SWT.

Saat kedua tangan /lengan diangkat di sisi kanan-kiri tubuh dalam takbir maka otot-otot dada akan mengembang secara pasif. Dengan mengembangnya otot-otot ini organ paru yang ada di dalamnya juga akan mengembang secara aktif sehingga udara (oksigen) bisa masuk secara optimal hinggga ke pembuluh paru terkecil (alveoli).

Ditinjau dari manfaat kesehatan, sikap tangan yang terlipat di atas pusat merupakan sikap relaks atau sikap istirahat paling sempurna bagi kedua tangan. Sikap rileks menjadi penting agar tidak menimbulkan perasaan cepat capek dan lelah atau nyeri pada kedua tangan sehingga pemusatan pikiran saat shalat akan tercapai secara maksimal.

Posisi bersedekap yang juga dianjurkan Imam Abu Hanifah ini bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit persendian seperti rematik.

Sumber : http://www.sripoku.com

Asal usul bunyi “KREK” pada persendian

Persendian di tubuh kita ada berbagai jenis ada yang merupakan sendi engsel seperti lutut, siku. Ada yang mampu kita putar dan gerakkan ke banyak arah seperti tulang leher dengan sendi putarnya. Ada sendi yang hanya mampu bergeser seperti tulang belakang kita. Ada juga sendi peluru yang berada pada tulang bahu kita. Masing-masing mempunyai fungsi dan gerakan tersendiri.

Sebagaimana mesin membutuhkan pelumas maka tubuh kita juga butuh “oli” alami. Tulang persendian kita mempunyai selaput sendi atau membran sinovial yang menghasilkan minyak sinovial. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas sehingga gesekan berjalan lancar dan halus dan tidak menimbulkan rasa nyeri atau sakit . Minyak sinovial juga mengandung berbagai jenis nutrisi dan campuran gas oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida.

Letusan Gas dan Pergeseran Jaringan

Nah, saat Anda mematah-matahkan tangan, ruangan berisi cairan di sekitar sendi akan meregang. Karena regangan itulah, gas di dalam cairan akan dilepaskan. Letusan gas-gas itulah yang menghasilkan bunyi di persendian. Menurut para ilmuwan, cairan sendi harus menyerap gas kembali beberapa saat sebelum Anda dapat membuat bunyi yang sama.

Tendon dan ligamen juga penyebab timbulnya suara. Jaringan lunak di persendian ini mirip dengan karet yang mengikat otot dengan ujung-ujung tulang agar tidak lepas. Begitu pula dengan ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang lainnya.

Saat persendian digerakkan, kadang-kadang tendon dan ligamen lepas dari tempatnya, namun segera kembali. Misalnya, saat lutut Anda berbunyi karena berdiri dari posisi duduk.

Pada penderita arthritis, suara gemeretak sangat mudah terjadi dan rasanya sangat nyeri. Tulang belulang kehilangan jaringan tulang rawan sehingga ujung-ujung tulangnya kasar. Cairan sinovial bertambah banyak sehingga sendi terasa kaku dan sakit.

Para ilmuwan telah mempelajari apakah kebiasaan mematah-matahkan sendi dapat memicu arthritis atau merusak organ tubuh. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan tersebut dapat dilakukan kapan saja tanpa berisiko apa pun.

Meskipun demikian, penelitian lainnya menunjukkan bahwa aktivitas yang berlebihan akan merusak jaringan lembut di sekitar sendi sehingga tangan bengkak dan sulit digerakkan.

Sumber :LiveScience.com dan Kompas

Rematik bukan Penyakit Tulang, Tapi yang Menyerang Persendian

BANDUNG, (PRLM).- Banyak mitos keliru tentang rematik. Pengetahuan yang keliru dapat menimbulkan penanganan yang tidak tepat terhadap penyakit tersebut.

“Mitos tersebut misalnya, penyakit rematik adalah penyakit tulang. Faktanya penyakit rematik adalah penyakit yang menyerang persendian tulang,” kata dr. Riardi Pramudiyo, Internist dan Konsultan Penyakit Reumatik Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada media gathering Sepuluh Tahun Reaksi Atasi Rematik yang diselenggarakan PT Pfizer Indonesia, Jumat (23/7), di Bandung.

Menurut Riardi, masyarakat banyak yang belum memahami mengenai penyakit rematik ini. “Sebab itu, penting bagi masyarakat untuk berkonsultasi dengan dokter dalam mengetahui tindakan apa yang tepat dalam menangani penyakit rematik ini,” tuturnya. (A-62/das)***

Dr. Riardi Pramudiyo.

Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com