Posts tagged: Osteoarthritis

Osteoarthritis (pengapuran) Atau Osteoporosis (tulang keropos) ?

Kedua istilah tersebut maupun gejala penyakitnya seringkali dicampuradukkan. Keduanya memang sama-sama mengacu pada penyakit tulang, sama-sama sering dijumpai pada kaum wanita usia > 50 tahun (atau post menopause) serta sama-sama merupakan penyakit menahun yang sulit untuk disembuhkan seperti sediakala. Lalu kalau pinggang atau lutut Anda sering sakit apakah itu gejala pengapuran atau tulang keropos, atau bisa jadi dua-duanya ?

Osteoarthritis (OA) atau dikenal sebagai pengapuran adalah suatu penyakit tulang yang menggambarkan kerusakan pada tulang rawan sendi, jadi karena proses kerusakannya di sini terjadi pada rawan sendi pastilah kelainan dan nyeri yang dijumpai umumnya terjadi pada sendi-sendi tubuh. Sesuai namanya, di sini terjadi penumpukan zat kapur atau kalsium pada lokasi tulang rawan yang merupakan engsel dari sendi kita. Jadi istilahnya persendian kita aus ditandai dengan rawannya yang rusak dan kemudian kerusakan itu secara alamiah ditutupi tubuh dengan menimbun kalsium di situ. Sialnya kalsium yang tertimbun itu merupakan zat yang keras, tidak seluwes si rawan sendi, dan juga bentuknya terkadang tajam-tajam tak beraturan sehingga yang terjadi kemudian adalah nyeri saat sendi digerakkan. Selain itu celah antar sendi menyempit sehingga membatasi gerakan sendi dan menimbulkan kekakuan.

Lain lagi ceritanya tentang osteoporosis atau dikenal sebagai tulang keropos atau kopong. Pada osteoporosis massa yang membentuk tulang sudah berkurang, sehingga tulang dapat dikatakan kopong. Struktur pengisi tulang antara lain berupa senyawa-senyawa kolagen disamping juga kalsium, berfungsi bagaikan semen cor-an nya tulang. Ketika massa ini menjadi berkurang maka tulang menjadi kurang padat sehingga tak kuat menahan benturan ringan sekalipun yang mengenainya, resikonya patah tulang gampang terjadi. Sebagai perbandingan, apabila saya terpeleset di kamar mandi dan pinggul saya menghantam lantai, mungkin yang terjadi kemudian adalah daerah sekitar situ bengkak dan sakit, namun tulangnya tak apa-apa karena massa tulang saya masih oke. Tapi jika yang mengalami hal itu adalah penderita osteoporosis, maka tak anyal lagi terjadi patah tulang setempat, dan hal itu dinamakan fraktur patologis.

Di luar dari mudahnya tulang yang keropos itu mengalami fraktur, tulang yang keropos hampir tak bergejala sama sekali, silent disease. Jadi jika dengkul maupun punggung Anda seringkali kaku dan nyeri, yang lebih rasional untuk dicurigai adalah si OA (pengapuran) bukannya si osteoporosis. Keduanya memang dekat dengan wanita usia post menopause dikarenakan proses metabolisme di tulang memang membutuhkan pengaruh dari hormone estrogen yang lazimnya menurun saat wanita post menopause. Selain itu OA (pengapuran) sendi dipicu pula dengan berbagai trauma menahun pada sendi tersebut seperti misalnya over use saat olahraga (misalnya banyak menimpa para pesenam) maupun jenis trauma minor sekalipun seperti sering nyeletek-nyeletekin jari. Trauma menahun pada sendi akan membuat rawannya mudah aus akibatnya akan terjadi penumpukan kalsium disana (osteofit).

Osteoporosis selain bergantung pada fungsi hormone estrogen juga ditengarai berkaitan dengan stok kalsium yang kurang pada tubuh, misalnya jarang minum susu. Namun yang penting untuk diketahui, puncak massa tulang kita sudah menurun saat kita mulai masuk usia kepala tiga, artinya kita harus sudah memulai menimbun kalsium sejak kita usia pertengahan untuk menjamin saat tua nanti tulang kita masih cukup padat.

Jadi apabila sudah mengalami osteoporosis dan baru memulai minum suplemen tinggi kalsium maupun susu tinggi kalsium, hal tersebut tidak akan banyak faedahnya. Selain pada susu, kalsium yang tinggi juga dapat dijumpai pada ikan-ikan kecil seperti ikan teri. Kalsium dari alamiah memang lebih dianjurkan, sementara suplemen kalsium dosis tinggi dapat menimbulkan beberapa masalah seperti terbentuknya batu saluran kemih serta adanya isu peningkatan risiko stroke dan serangan jantung yang menyertai para wanita usia lanjut yang mengkonsumsi suplemen kalsium secara rutin (sesuai laporan research di Auckland, New Zealand baru-baru ini).

Bagaimana mendeteksi OA maupun osteoporosis?

Mendeteksi OA relatif lebih gampang karena penyakit ini akan menimbulkan kekakuan dan nyeri pada sendi-sendi tertentu, terutama sendi-sendi jari, lutut dan tulang punggung. Yang tersering dewasa ini adalah sendi lutut, karena sesuai dengan proses terbentuknya OA pada sendi yaitu sendi lutut lah yang paling sering mendapatkan trauma menahun, terutama pada mereka yang gemuk. Dengan foto roentgen konvensional kita sudah dapat mendiagnosa adanya OA serta derajadnya. Pada foto akan didapatkan adanya penyempitan celah sendi dengan tepinya yang tak rata dan adanya osteofit (bangunan runcing-runcing). Apabila OA sudah tergolong derajat 3 atau 4 (dua derajad akhir), umumnya sendi tak dapat diselamatkan lagi dengan berbagai obat-obatan. Ortoped (dokter tulang) umumnya akan menganjurkan lutut demikian di reparasi seluruhnya dan digantikan dengan bahan metal buatan, suatu operasi yang dikenal sebagai Total Knee Replacement.

Osteoporosis umumnya tak bergejala dan penilaiannya tak cukup dari hasil roentgen konvensional. Perlu suatu alat khusus yang dinamakan bone densitometri untuk dapat menilai kepadatan massa tulang. Dengan demikian tulang Anda dapat dideteksi sebagai tulang dengan massa yang masih baik, osteopenia (mulai menurun kepadatan massanya) atau malah sudah osteoporosis (keropos). Berbeda dengan OA yang ujung-ujungnya berupa tindakan bedah, pada osteoporosis kita masih mengandalkan berbagai obat-obatan, kecuali jika sudah terjadi fraktur patologis. Obat yang menjadi andalan baru untuk mengatasi osteoporosis adalah bisfosfonat. Sebaiknya bagi Anda yang terutama wanita dan berusia 50 tahun ke atas saya anjurkan sekali waktu perlu menilai bone densitometri tulang Anda dan konsultasi kepada ahlinya diperlukan sebelum fraktur patologis terjadi.

Glucosamine selain menurunkan nyeri, juga memperbaiki fungsi gerak lutut pada pasien Osteoarthritis yang mengalami degenerasi tulang rawan

Berikut laporan studi terbaru dari glucosamine dan manfaatnya terhadap kasus osteoarthritis, penilaian dilihat dari sisi radiologis.
Tulang rawan normal dan tulang rawan yang mengalami degenerasi memiliki perbedaan gambaran dari resonansi magnetik (MRI =magnetic resonance imaging) yaitu dalam hal permeabilitas kapilernya dan pertukaran volume intersel. Salah satu hipotesis menyatakan bahwa terapi glucosamine mampu memperbaiki proses neovaskular yang abnormal pada pasien dengan osteoarthritis.

Referensi:

  1. Bonmati,LM. Glucosaminee sulfate effect on the degenerated patellar cartilage: preliminary findings by pharmacokinetic magnetic resonance modelling. Eur Radiol. 2009 Feb 13. [Epub ahead of print]
  2. Gould, D. et al. Visual AnalogueScale. J Clin Nurs 2001; 10:697-706
  3. Liow,RYL. The reliability of the American Knee Society Score. Acta Orthop Scand 2000; 71 (6): 603–8

Sumber : http://www.hexpharmjaya.com

Nyeri pada lutut perlu diwaspadai pada orang tua

Hampir semua orang tua pernah mengalami nyeri lutut, karena lutut merupakan salah satu sendi utama pemikul berat badan dan banyak mengalami keausan dan regangan pada setiap orang dengan tingkat aktivitas sedang. Tetapi resiko aus dan cedera semakin besar; bila pekerjaan seseorang banyak melibatkan sendi lutut seperti banyak berjongkok. Osteoarthritis terjadi akibat keausan dan robekan pada lutut, bisa menimbulkan gejala nyeri lutut, bila usia Anda diatas 50 tahun. Yang biasa terkena orang tua.

Oleh sebab itu nyeri lutut pada orang tua perlu diwaspadai terjadinya osteoarthritis. Osteoarthritis menyebabkan gerakan terasa nyeri dan kaku pada persendian, biasanya mengenai sendi-sendi penopang tubuh, seperti lutut, pinggul dan tulang belakang. Apabila ditambah dengan kegemukan dapat menyebabkan orang tua tidak dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari. Osteoarthritis yang menyerang lutut menimbulkan rasa nyeri dan kaku pada sendi terutama saat akan berdiri dan berjalan setelah duduk lama.

Osteoarthritis terjadi akibat kartilago atau jaringan tulang yang ada dipersendian rusak sehingga timbul nyeri. Fungsi kartilago/ tulang rawan yang ada dipersendian sebagai bantalan untuk menahan gerakan.

Supaya tulang dan persendian tetap kuat dan sehat, unsur yang berperan adalah cairan sendi untuk pelumas dan nutrisi proteoglycan sebagai molekul penyimpan air dan collagen sebagai penjaga kestabilan molekul proteoglycan. Tetap pada saat usia semakin tua, produksi proteoglycan dan collagen dalam tubuh menjadi berkurang, akibatnya lapisan pelindung sendi menjadi semakin tipis, yang menyebabkan tulang dan persendian kaku. Oleh sebab itu jangan sepelekan nyeri lutut pada orang tua, tapi perlu diwaspadai terjadinya osteoathritis. Bila dibiarkan, akan terjadi kerusakan pada sendi lutut sehingga untuk mengatasinya perlu dilakukan tindakan operasi yaitu dengan melakukan penggantian sendi lutut.

Untuk mencegah dan mengatasi nyeri lutut pada orang tua, hal – hal yang perlu diperhatikan :

·       Turunkan berat badan bila kegemukan

·       Hindari kegiatan tertentu apabila sendi terasa nyeri

·       Konsumsi suplemen yang mengandung glucosamine, chondroitin dan MSM secara teratur, karena telah terbukti dapat mengurangi gejala – gejala yang timbul akibat osteoathritis dan membantu pembentukan lapisan pelindung bagi persendian dan tulang menjadi elastis kembali, cara kerjanya :

1.    Glucosamine berperan penting pada tulang dan persendian karena glucosamine membantu memacu proteoglycans dan collagen yang berfungsi memperbaiki struktur pembentukan tulanng dan sendi, sehingga elastis kembali.

2.    Chondroitin membantu glucosamine bekerja lebih efeksif yang berfungsi sebagai magnet penarik air, untuk pembentukan proteoglycans dan membentuk lapisan pelindung pada persendian sehingga tulang tidak mudah rusak

3.    MSM ( Methyl Sulfonyl Methane ) membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan .

Sumber : http://www.galenium.com

Nyeri Sendi Pasca Menopause

Menopause adalah proses berhentinya menstruasi akibat berkurangnya produksi hormon estrogen pada wanita. Beberapa proses dan kerja organ tubuh pun turut berubah. Tidak jarang menopause juga menimbulkan gangguan-gangguan kesehatan. Diantaranya adalah; insomnia (susah tidur), gout, gangguan fungsi seksual, berkeringat di malam hari, semburat panas, serta gangguan kesehatan bahkan penyakit yang menyerang diam-diam yakni osteoporosis dan osteoarthritis.

Gout
Gout adalah gangguan kesehatan akibat tingginya kadar asam urat di dalam darah. Gejalanya tidak terlihat karena serangannya mendadak. Endapan kristal monosodium pada sendi menyebabkan penderita merasakan nyeri luar biasa pada sendi. Penyakit ini lebih banyak menyerang pria karena kadar asam urat dalam tubuh pria lebih tinggi daripada wanita. Sedangkan pada wanita, gout menyerang setelah usia menopause sebab, kadar asam urat dalam darah wanita meningkat pada fase ini. Gout biasanya terjadi di malam hari. Serangannya ditandai dengan peradangan sendi.

Osteoarthritis
Seiring dengan bertambahnya usia, kartilago di daerah persendian semakin menipis. Sendi menjadi kaku dan sering terasa nyeri ketika tulang bergesekan. Inilah yang dinamakan osteoarthritis. Memang, osteoarthritis belum sepopuler osteoporosis atau pengeroposan tulang. Bahkan tidak jarang segala gangguan pada tulang diasosiasikan dengan osteoporosis, sekalipun gangguan yang dirasakan terdapat pada sendi-sendi bukan kekeroposan tulang. Osteoarthritis tidak kalah berbahayanya dengan osteoporosis karena, keluhan jangka panjangnya adalah kerusakan tulang rawan pada sendi

Umumnya Osteoarthritis ditemukan pada usia lanjut, 50 tahun ke atas. Faktor umur, jenis kelamin, ras dan keturunan menjadi penyebab penyakit tulang ini. Gejala osteoarthritis yang tidak ditangani segera menyebabkan cacat permanen pada tulang. Bentuk tulang bisa berubah, bahkan bisa menjadi bengkok.

Bila terjadi di lutut, nyeri akan terasa di lutut. Tak jarang, ditemukan pula tanda peradangan seperti; bengkak, panas, kemerahan, dan nyeri saat menggerakkan lutut. Untuk mengurangi rasa sakit, sendi harus diistirahatkan atau dikompres dengan es.

Osteoporosis
Penyakit ini sudah sangat dikenal. Istilah osteoporosis berasal dari Bahasa Latin, artinya tulang berlubang. Ada dua jenis osteoporosis yakni; osteoporosis primer dan sekunder. Osteoporosis primer berkaitan dengan usia dan jenis kelamin penderita. Dengan kata lain, berkaitan dengan hormon. Seperti kasus wanita menopause, misalnya. Osteoporosis yang disebabkan menurunnya jumlah hormon estrogen. Sedangkan Osteoporosis sekunder terjadi akibat penyakit kronis lain seperti gangguan hati (lever), diabetes melitus, gangguan hormon, dll.

Pencegahan terhadap osteoporosis dapat dilakukan dengan mempertahankan kepadatan tulang dengan mencukupi asupan kalsium dan vitamin D, tidak mengonsumsi alkohol, kopi dan juga tidak merokok. Jika memungkinkan, sesekali tulang perlu terkena sinar matahari karena sinar matahari adalah merupakan sumber vitamin D alami yang dibutuhkan tubuh untuk mengantarkan kalsium ke tulang.

Jangan Biarkan Nyeri Sendi Menganggu

Glucosamine adalah gula amino yang diproduksi oleh tubuh, merupakan bentuk karbohidrat yang terdapat dalam jaringan ikat. Penelitian telah membuktikan bahwa mengonsumsi Glucosamine dapat membantu menjaga kelenturan sendi, memperbaiki jaringan kartilago dan mengurangi rasa nyeri.

Dengan fungsi membantu tubuh membentuk jaringan ikat, pembentukan ligamen, kartilago dan tendon maka dampak ostoarthritis dapat dikurangi.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan Glucosamine sulphate, Chondroitin dan Methyl Sulfonyl Methane (MSM), dapat mengurangi rasa sakit dan memperbaiki pergerakan sendi.

Sumber : http://www.hd.co.id/info-medis/nyeri-sendi-pasca-menopause

MSM – Kebutuhan Tinggi untuk Osteoarthritis

Prof. Dr. Chehab Rukni Hilmy SpOT, suatu hari mengalami nyeri pada lututnya sehingga mengganggu aktivitasnya saat melakukan ibadah. Ia segera mengonsumsi preparat yang mengandung glukosamin dan kondroitin untuk meredakan keluhannya. “Tidak berapa lama, kurang lebih dua minggu, terasa perbaikan pada lutut dan tidak mengganggu lagi saat menunaikan aktivitas ibadah,” kata Guru Besar FKUI ini .

Chehab mengemukakan pengalamannya saat menjadi pembicara pada simposium The Arthritis Cure Have We Arrive to The Solution of The Problem dalam rangkaian acara The Indonesian Socienty for Sport Surgery, Surgery of The Knee and Arthroscopy, tanggal 1-3 Desember 2005 lalu, di Hotel Intercontinental, Jimbaran, Bali.

Nyeri sendi, seperti yang dialami Chehab, merupakan salah satu tanda penyakit osteoarthritis, penyakit sendi degeneratif akibat adanya kemunduran tulang rawan sendi (kartilago) dan tulang sekitarnya, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan sendi. Penyakit ini menyerang orang yang mulai berusia lanjut dan pria dapat terkena penyakit ini pada usia yang lebih muda dibandingkan wanita.

Preparat yang dikonsumsi Chehab, glukosamin dan kondroitin dalam berbagai penelitian terbukti dapat meringankam nyeri sendi akibat osteoarthritis. Di Amerika, sediaan ini tersedia over the counter hingga masyarakat dapat membeli obat ini secara bebas untuk meredakan osteoarthritis. “Kebanyakan dokter negara-negara Eropa juga juga meresepkan glukosamin-kondroitin untuk pasien osteoarthritis,” tegas Dr. Nicolaas Budi Parama, SpOT yang bertindak sebagai moderator pada acara yang dihadiri oleh lebih dari seratus peserta dokter orthopedik dari dalam dan luar negeri ini.

Nah, selain glukosamin-kondroitin, Methyl Sulfonyl Methane (MSM) juga diperlukan untuk terapi osteoarthritis. Zat ini mulai digunakan sejak tahun 1990. Kenapa senyawa ini begitu penting? Zat ini sebenarnya merupakan komponen alami yang secara normal terdapat di makanan yang sehari-hari dimakan. Studi tentang MSM pada osteoarthritis memang tidak sebanyak studi glukosamin-kondroitin, namun ada beberapa yang patut dicatat.

Sebuah studi yang dipublikasi tahun 2004 membuktikan bahwa MSM memiliki banyak keuntungan untuk penanganan penyakit sendi ini, dan bahkan dapat meningkatkan efektifitas glukosamin. Penelitian double-blind, dengan menggunakan control placebo pada 118 orang penderita, diberikan 4 macam kombinasi perlakuan obat, yaitu pemberian glukosamin, MSM, kombinasi keduanya, dan plasebo. Hasilnya, kombinasi MSM dan glukosamin ternyata lebih efektif dibanding pemberian obat ini secara terpisah.

Dengan berbagai keuntungan itu, MSM akan memberikan manfaat yang lebih tinggi pada terapi ostearthritis. Jadi, produk yang mengandung MSM cukup tinggi dapat dijadikan pilihan terapi. Dosis MSM yang dibutuhkan untuk terapi berkisar antara 1.500 mg hingga 10.000 mg per hari.

Sumber : http://www.majalah-farmacia.com

Alas Kaki Mempengaruhi Beban Persendian

TEMPO Interaktif, Chicago -  Sandal jepit dan sepatu dengan sol fleksibel lebih enteng di lutut daripada kelom. Dan itu penting, karena beban pada persendian lutut merupakan faktor kunci terjadinya osteoarthritis. Demikian penemuan oleh Pusat Kesehatan Universitas Rush, Chicago, Amerika Serikat, yang diterbitkan di jurnal Arthritis Care & Research.

“Biasanya, alas kaki direkayasa untuk memberikan dukungan dan kenyamanan maksimal untuk kaki, dengan sedikit perhatian yang dicurahkan kepada efek biomekanis pada seluruh kaki,” kata Dr Najia Shakoor, penulis utama studi ini. “Tetapi sepatu yang kita pakai memiliki dampak substansial membebani sendi lutut, terutama ketika kita berjalan.”

“Studi kami menunjukkan bahwa alas kaki yang rata dan luwes secara signifikan mengurangi beban pada sendi lutut dibandingkan dengan sepatu yang stabil dengan sol kurang fleksibel.”

Osteoarthritis adalah bentuk paling umum dari artritis dan penyebab terjadinya cacat yang signifikan dan mengganggu kualitas hidup. Merasakan beban pada lutut yang lebih berat di atas normal selama berjalan merupakan ciri penyakit ini.

Shakoor dan rekan-rekannya menganalisis gaya berjalan dari 31 pasien dengan gejala osteoartritis saat mereka berjalan tanpa alas kaki dan memakai sepatu terkenal dengan empat jenis. Jenis yang pertama: sandal Dansko, yang sering dipakai oleh profesional kesehatan. Kedua, sepatu stabil Brooks Addiction, yang diresepkan untuk kenyamanan kaki; dan sepatu Puma H-Street, sepatu atletik yang datar dengan sol yang fleksibel; serta sandal jepit.

Beban pada sendi lutut berbeda secara signifikan tergantung pada alas kaki. Untuk sepatu sandal bakiak dan sepatu yang stabil, beban pada sendi lutut naik sampai 15 persen lebih besar dibandingkan dengan sepatu datar, sandal jepit, atau berjalan tanpa alas kaki.

Menurut Shakoor, beberapa aspek alas kaki mempengaruhi beban persendian.

“Tumit tinggi adalah salah satu faktor, dan mungkin menjelaskan mengapa sepatu yang stabil dan sandal bakiak dalam penelitian kami, yang keduanya memiliki tumit tinggi, beban pada lutut yang dihasilkan lebih besar,” kata Shakoor.

“Kekakuan juga merupakan faktor. Kami telah menunjukkan pada studi sebelumnya bahwa berjalan tanpa alas kaki, beban lutut lebih rendah daripada berjalan dengan alas kaki konvensional. Gerakan fleksibel kaki telanjang secara mekanik menguntungkan,” kata Shakoor.

Menurut Shakoor, sandal jepit dan sepatu yang datar, fleksibel, dan ringan sepertinya meniru cara berjalan dengan kaki telanjang.

Shakoor juga memperingatkan, bagaimanapun, bahwa beban lutut bukan satu-satunya pertimbangan dalam memberikan rekomendasi klinis.

“Untuk orang tua dan individu yang lemah, sandal jepit bisa menyebabkan jatuh karena desainnya longgar. Faktor-faktor seperti ini harus diperhitungkan,” kata Shakoor.

ScienceDaily/Ngarto Februana

Sumber : http://www.tempointeraktif.com

Kesehatan Persendian

Kunci Kesehatan Persendian
Kemampuan kita untuk bergerak leluasa bergantung langsung pada kesehatan persendian kita. Tak ada orang lain yang lebih tepat untuk memberikan kesaksian mengenai hal ini selain para penderita arthritis. Di atas kertas, hanya di Amerika Serikat saja, terdapat jutaan orang yang menderita dari sejenis kelumpuhan arthritis. Arthritis adalah penyakit yang menyerang persendian tulang. Kita memiliki persendian di dalam tubuh kita yang mengontrol setiap gerakan kecil yang kita lakukan. Salah satu dari persendian ini dapat menjadi sasaran dari arthritis. Persendian yang sehat dapat didefinisikan secara sederhana sebagai persendian yang bebas dari kerusakan, bahan kimia beracun, peradangan, dan arthritis dan mampu menunjang gerakan tubuh tanpa merasa tersiksa atau tak nyaman. Inilah yang disebut sebagai persendian yang sehat. Sayangnya, tak banyak orang yang dapat secara yakin mengatakan bahwa persendian mereka memang sehat. Lebih banyak orang justru mengalami penderitaan karena masalah persendian.

Nutrisi untuk Persendian:
Kesehatan persendian secara langsung dipengaruhi oleh ketersediaan nutrisi yang digunakan untuk membangun komponen pembentuk persendian. Saat asupan makanan ini tidak cukup tersedia, persendian akan mengalami degradasi secara bertahap. Persendian umumnya tidak dapat beregenerasi cukup cepat untuk mempertahankan fungsi dan kondisi persendian.

Glucosamine adalah komponen struktural dasar dan alamiah dalam cartilage di persendian. Cartilage terdiri dari sejumlah serat protein colagen dan molekul proteoglycan yang dihidrasikan dengan air. Proteoglycan adalah protein yang secara ekstensif diselaputi dengan serat gula. Serat gula proteoglycan dikenal sebagai glycosaminoglycans yang merupakan serat panjang dari berbagai jenis gula. Glucosamine adalah salah satu dari gula ini. Jadi bila kita melihat persendian pada tingkat molecular di bawah mikroskop elektron, kita akan melihat hutan serat glucosamine yang terhidrasi seperti sponge yang direndam di dalam air. Air ini menyediakan efek bantal sehingga persendian dapat bertahan dari tekanan luar biasa yang terjadi saat kita melakukan gerakan fisik setiap hari.

Agar kondisinya tetap sehat, persendian harus mendapatkan cukup glucosamine dan air. Seiring dengan bertambahnya usia kemampuan sel untuk secara alami menghasilkan glucosamine menjadi semakin menurun. Proses penuaan ini berlangsung di awal usia 20-an dan gejalanya mulai terasa di usia pertengahan 30-an. Penurunan jumlah glucosamine yang disintesakan di dalam sel juga akan menurunkan jumlah air yang tersedia di dalam persendian. Akibatnya persendian akan melemah dan mengalami degenerasi yang merupakan akar dari penyakit persendian. Seberapa awal seseorang bisa mengalami kekurangan glucosamine dan air sangat ditentukan oleh pengaruh genetis.
Saat persendian mulai mengalami degradasi, peradangan juga mulai terjadi. Radang ini merupakan tahap awal dari arthritis, sedangkan rasa sakit yang salah satunya ditandai dengan munculnya rasa sakit. Saat peradangan berkelanjutan, persendian mulai melalui sistem peradangan aktif yang kronik, secara bertahap menghancurkan struktur persendian.

Peradangan persendian dapat dikurangi atau dihilangkan dengan obat atau herbal alami. Pilihannya terletak di tangan Anda. Akan memilih obat beracun yang menghilangkan gejala secara sementara waktu tanpa mengobati atau herbal natural yang menghilangkan gejala tanpa meracuni dan membiarkan persendian untuk sembuh sendiri secara perlahan- lahan dan alami. FKC menggunakan zat nutrisi alami dan herbal, dan kami hanya merekomendasikan yang alami dan tak beracun.

Pemberian suplemen Glucosamine dapat efektif mengatasi gejala degenerasi cartilage hingga tahapan penurunan bertahap kemampuan tubuh yang menua untuk menghasilkan glucosamine. Karena tidak dapat diperoleh secara alamiah dalam makanan, glucosamine, merupakan suplemen yang penting di usia lanjut atau ketika menderita serangan arthritis. Dalam kasus ini glucosamine dapat dianggap sebagai vitamin yang diberikan sebagai suplemen.

Glucosamine Untuk Osteoarthritis:
Osteoarthritis adalah jenis arthritis umum yang merupakan penyakit degeneratif pada persendian. Persendian menjadi rentan terhadap penyakit degeneratif karena aktivitas yang melelahkan setiap hari. Cartilage/tulang muda di persendian mengalami fragmentasi dan penyusutan. Umumnya sel di dalam persendian mampu menyembuhkan dan memulihkan jaringan yang rusak. Namun dalam keadaan tak normal seperti osteoarthritis, jaringan tidak dapat diregenerasikan secara efisien yang mengakibatkan kerusakan persendian.

Osteoarthritis sangat menyakitkan karena cartilage yang melindungi tulang dari gesekan sesama tulang mengalami aus. Seluruh persendian pada dasarnya mudah mengalami osteoarthritis, namun sebagian persendian lain lebih mudah terpengaruh dibandingkan persendian yang lain. Osteoarthritis adalah penyakit yang secara bertahap memburuk. Zat kimia yang keras dan berpotensi bahaya seperti aspirin dan ibuprofen biasanya digunakan di klinik untuk mengobati penyakit ini secara oral sebagai tambahan dengan steroid yang berbahaya, namun langsung disuntikkan ke persendian yang bermasalah. Kabar baik untuk para penderita osteoarthritis adalah pemberian suplemen glucosamine merupakan strategi alternatif yang dapat diambil untuk mengatasi osteoarthritis.
Sekarang ini suplemen glucosamine digunakan dalam terapi klinis untuk mengobati osteoarthritis dan persendian lemah. Keamanan terapi suplemen glucosamine sudah terbentuk dengan baik. Bagi banyak orang yang menderita osteoarthritis, mengkonsumsi glucosamine adalah alternatif yang terbaik dibandingkan bahan kimia pembuat obat. Tulang dan tulang muda/cartilage pada kebanyakan orang akan mengalami degenerasi seiring berjalannya waktu, sehingga mengkonsumsi glucosamine merupakan langkah pencegahan yang baik untuk menjaga kesehatan persendian, untuk masa-masa berikutnya.

Sumber : http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1828997-kesehatan-persendian/