Mencegah Berbagai Penyakit Persendian

ORANG yang senantiasa melaksanakan ibadah shalat akan mendapatkan karunia kesehatan. Kesehatan bukan hanya bersifat fisik tapi juga secara psikis/kejiwaan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Ankabut ayat 45: “Dirikanlah shalat! Sesungguhnya shalat itu dapat menghalangi perbuatan keji dan mungkar.”

Selesai menunaikan shalat tubuh terasa lebih segar dan bugar. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi? Apakah karena air wudhu yang kita gunakan? Atau karena tata gerakan shalat yang sedemikian, ibarat gerakan senam aerobik? Tata gerak shalat yang kita lakukan merupakan rangkaian gerak yang secara sadar atau tidak, secara sinergis dan harmonis, memberikan stimulus-stimulus penting bagi kerja berbagai sistem tubuh manusia.

Secara kasat mata gerakan shalat terlihat bagaikan gerak ritual belaka. Namun setelah diperhatikan tentang apa yang terjadi pada organ internal tubuh, saat air wudhu menyentuh kulit, tangan diangkat saat takbiratul ihram, menunduk saat ruku’ dan sujud, tergetarlah hati menyaksikan keindahan ritme yang telah diatur Allah Sang Maha Pencipta.

Saat menunaikan shalat, seluruh aspek kesehatan (lahir, batin dan pikir) bersinergi secara harmonis. Motivasi menegakkan shalat bersumber pada kesadaran diri (aspek mental spiritual dan pikir) untuk menghamba kepada Allah SWT sebagai Sang Khalik, dilanjutkan dengan rukun atau tata gerakan shalat. Dengan konsep diri ini, saat shalat pikiran dan mental tertata sedemikian rupa sehingga perasaan batin menjadi lebih tenang, hening dan khusyuk.

Berbagai penelitian seputar hikmah kesehatan dalam shalat telah diteliti para ahli kedokteran dunia antara lain Prof Dr Von Schreber (Belanda) dan Prof Dr Andry (Perancis). Menurut Prof Dr Von Schreber, gerakan-gerakan dalam shalat menurut agama Islam adalah suatu cara memperoleh kesehatan dalam arti yang sangat luas. Gerakan ini mencakup semua gerakan bertujuan mempertinggi daya prestasi tubuh. Dalam agama Islam, setiap hari lima kali dilakukan tata-cara shalat yang mengandung gerakan tubuh yang menghasilkan bentuk tubuh yang bagus sekaligus lembut dan lincah selain mudah bergerak serta menambah kekuatan dan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

Sedangkan menurut Prof Dr Andry, gerakan shalat yang dilaksanakan setiap hari akan menurunkan dan mengurangi penyakit ke-gemukan (obesitas), rematik, penyakit gula (diabetes), batu empedu, sembelit dan sebagainya. Gerakan shalat juga mengandung gerakan yang berdampak pada tulang, otot, pergelangan, persendian dan paru-paru.

Penelitian tentang shalat juga dilakukan dosen IAIN Sunan Ampel, Prof Dr Mohammad Sholeh. Dari hasil penelitiannya terungkap bahwa shalat (khususnya tahajud) bukan hanya membuat pelakunya mendapatkan tempat istimewa di hadapan Allah, melainkan juga meningkatkan kekebalan tubuh dan mengusir penyakit. Shalat bisa memperbaiki tingkat moral seseorang. Dengan shalat yang benar, tulus, pasrah dan rutin akan membuat fisik serta psikis seseorang menjadi sehat.

Berikut penjelasan berurut tentang gerakan dalam shalat :
l Berdiri Tegak. Sikap berdiri tegak dengan kaki menumpu seluruh berat badan. Dalam posisi berdiri tegak tubuh berada dalam posisi anatomisnya. Seluruh otot, tulang dan sendi berada dalam posisi pasif sehingga menimbulkan relaksasi.

l Takbiratul Ihram. Takbiratul ihram (tahrim dan ihram) yang berarti larangan, maksudnya sesudah mengucapkan takbir, pikiran tidak boleh dipancarkan ke mana-mana melainkan semata-mata kepada Allah SWT.

Saat kedua tangan /lengan diangkat di sisi kanan-kiri tubuh dalam takbir maka otot-otot dada akan mengembang secara pasif. Dengan mengembangnya otot-otot ini organ paru yang ada di dalamnya juga akan mengembang secara aktif sehingga udara (oksigen) bisa masuk secara optimal hinggga ke pembuluh paru terkecil (alveoli).

Ditinjau dari manfaat kesehatan, sikap tangan yang terlipat di atas pusat merupakan sikap relaks atau sikap istirahat paling sempurna bagi kedua tangan. Sikap rileks menjadi penting agar tidak menimbulkan perasaan cepat capek dan lelah atau nyeri pada kedua tangan sehingga pemusatan pikiran saat shalat akan tercapai secara maksimal.

Posisi bersedekap yang juga dianjurkan Imam Abu Hanifah ini bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit persendian seperti rematik.

Sumber : http://www.sripoku.com

Asal usul bunyi “KREK” pada persendian

Persendian di tubuh kita ada berbagai jenis ada yang merupakan sendi engsel seperti lutut, siku. Ada yang mampu kita putar dan gerakkan ke banyak arah seperti tulang leher dengan sendi putarnya. Ada sendi yang hanya mampu bergeser seperti tulang belakang kita. Ada juga sendi peluru yang berada pada tulang bahu kita. Masing-masing mempunyai fungsi dan gerakan tersendiri.

Sebagaimana mesin membutuhkan pelumas maka tubuh kita juga butuh “oli” alami. Tulang persendian kita mempunyai selaput sendi atau membran sinovial yang menghasilkan minyak sinovial. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas sehingga gesekan berjalan lancar dan halus dan tidak menimbulkan rasa nyeri atau sakit . Minyak sinovial juga mengandung berbagai jenis nutrisi dan campuran gas oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida.

Letusan Gas dan Pergeseran Jaringan

Nah, saat Anda mematah-matahkan tangan, ruangan berisi cairan di sekitar sendi akan meregang. Karena regangan itulah, gas di dalam cairan akan dilepaskan. Letusan gas-gas itulah yang menghasilkan bunyi di persendian. Menurut para ilmuwan, cairan sendi harus menyerap gas kembali beberapa saat sebelum Anda dapat membuat bunyi yang sama.

Tendon dan ligamen juga penyebab timbulnya suara. Jaringan lunak di persendian ini mirip dengan karet yang mengikat otot dengan ujung-ujung tulang agar tidak lepas. Begitu pula dengan ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang lainnya.

Saat persendian digerakkan, kadang-kadang tendon dan ligamen lepas dari tempatnya, namun segera kembali. Misalnya, saat lutut Anda berbunyi karena berdiri dari posisi duduk.

Pada penderita arthritis, suara gemeretak sangat mudah terjadi dan rasanya sangat nyeri. Tulang belulang kehilangan jaringan tulang rawan sehingga ujung-ujung tulangnya kasar. Cairan sinovial bertambah banyak sehingga sendi terasa kaku dan sakit.

Para ilmuwan telah mempelajari apakah kebiasaan mematah-matahkan sendi dapat memicu arthritis atau merusak organ tubuh. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan tersebut dapat dilakukan kapan saja tanpa berisiko apa pun.

Meskipun demikian, penelitian lainnya menunjukkan bahwa aktivitas yang berlebihan akan merusak jaringan lembut di sekitar sendi sehingga tangan bengkak dan sulit digerakkan.

Sumber :LiveScience.com dan Kompas

Rematik bukan Penyakit Tulang, Tapi yang Menyerang Persendian

BANDUNG, (PRLM).- Banyak mitos keliru tentang rematik. Pengetahuan yang keliru dapat menimbulkan penanganan yang tidak tepat terhadap penyakit tersebut.

“Mitos tersebut misalnya, penyakit rematik adalah penyakit tulang. Faktanya penyakit rematik adalah penyakit yang menyerang persendian tulang,” kata dr. Riardi Pramudiyo, Internist dan Konsultan Penyakit Reumatik Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada media gathering Sepuluh Tahun Reaksi Atasi Rematik yang diselenggarakan PT Pfizer Indonesia, Jumat (23/7), di Bandung.

Menurut Riardi, masyarakat banyak yang belum memahami mengenai penyakit rematik ini. “Sebab itu, penting bagi masyarakat untuk berkonsultasi dengan dokter dalam mengetahui tindakan apa yang tepat dalam menangani penyakit rematik ini,” tuturnya. (A-62/das)***

Dr. Riardi Pramudiyo.

Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com

Sering Ngilu di Persendian, Lakukan Senam Rematik

Malang - Rasa ngilu di persedian atau biasa disebut rematik bukan menjadi hal aneh lagi. Bila Anda mengalami nyeri di persendian bisa disembuhkan melalui terapi senam rematik. Senam rematik ini dikenal untuk meringankan pasien tanpa menggunakan obat atau farmakologi.

Menurut pencipta senam rematik FKUI, dr Siti Annisa Nuhonni SpRM bahwa senam ini mempunyai empat tahapan yang bisa dilakukan secara teratur oleh pasien. Yakni diawali dengan pemanasan, tahap kedua peregangan otot, atau mirip dengan aerobik ringan.

Untuk tahap kedua, senam dilakukan dengan memegang bola dengan kedua tangan serta menggerakkan anggota badan secara perlahan. Senam kemudian ditutup dengan pendinginan. Alasan menggunakan bola pada senam ini, lanjut spesialis rehabilitasi medik, karena saat kedua tanga memegang bola, semua sensorik otot tertumpu. Posisi itu dapat dimanfaatkan untuk otot persendian.

“Coba lakukan jika Anda memegang bola dengan kedua tangan, kemudian anda gerakan ke depan dan ke atas, akan terasa otot-otot pada tubuh tertarik,” kata Annisa usai memandu senam rematik di Ballroom Hotel Kartika Malang di sela-sela acara bertema ‘10 Tahun Aksi Atasi Rematik’, Minggu (1/8/2010).

Dia menambahkan, senam yang diciptakan dengan rekannya, dr Angel ini hanya dikhususkan bagi orang remaja hingga dewasa tua. Diharapkan melalui terapi non farmakologi ini dapat menyembuhkan penyakit rematik pasien. “Senam bisa dilakukan 5 hari selama sepekan, jangan setiap hari,” tegasnya. (fat/fat)

Sumber : http://surabaya.detik.com

Alas Kaki Mempengaruhi Beban Persendian

TEMPO Interaktif, Chicago -  Sandal jepit dan sepatu dengan sol fleksibel lebih enteng di lutut daripada kelom. Dan itu penting, karena beban pada persendian lutut merupakan faktor kunci terjadinya osteoarthritis. Demikian penemuan oleh Pusat Kesehatan Universitas Rush, Chicago, Amerika Serikat, yang diterbitkan di jurnal Arthritis Care & Research.

“Biasanya, alas kaki direkayasa untuk memberikan dukungan dan kenyamanan maksimal untuk kaki, dengan sedikit perhatian yang dicurahkan kepada efek biomekanis pada seluruh kaki,” kata Dr Najia Shakoor, penulis utama studi ini. “Tetapi sepatu yang kita pakai memiliki dampak substansial membebani sendi lutut, terutama ketika kita berjalan.”

“Studi kami menunjukkan bahwa alas kaki yang rata dan luwes secara signifikan mengurangi beban pada sendi lutut dibandingkan dengan sepatu yang stabil dengan sol kurang fleksibel.”

Osteoarthritis adalah bentuk paling umum dari artritis dan penyebab terjadinya cacat yang signifikan dan mengganggu kualitas hidup. Merasakan beban pada lutut yang lebih berat di atas normal selama berjalan merupakan ciri penyakit ini.

Shakoor dan rekan-rekannya menganalisis gaya berjalan dari 31 pasien dengan gejala osteoartritis saat mereka berjalan tanpa alas kaki dan memakai sepatu terkenal dengan empat jenis. Jenis yang pertama: sandal Dansko, yang sering dipakai oleh profesional kesehatan. Kedua, sepatu stabil Brooks Addiction, yang diresepkan untuk kenyamanan kaki; dan sepatu Puma H-Street, sepatu atletik yang datar dengan sol yang fleksibel; serta sandal jepit.

Beban pada sendi lutut berbeda secara signifikan tergantung pada alas kaki. Untuk sepatu sandal bakiak dan sepatu yang stabil, beban pada sendi lutut naik sampai 15 persen lebih besar dibandingkan dengan sepatu datar, sandal jepit, atau berjalan tanpa alas kaki.

Menurut Shakoor, beberapa aspek alas kaki mempengaruhi beban persendian.

“Tumit tinggi adalah salah satu faktor, dan mungkin menjelaskan mengapa sepatu yang stabil dan sandal bakiak dalam penelitian kami, yang keduanya memiliki tumit tinggi, beban pada lutut yang dihasilkan lebih besar,” kata Shakoor.

“Kekakuan juga merupakan faktor. Kami telah menunjukkan pada studi sebelumnya bahwa berjalan tanpa alas kaki, beban lutut lebih rendah daripada berjalan dengan alas kaki konvensional. Gerakan fleksibel kaki telanjang secara mekanik menguntungkan,” kata Shakoor.

Menurut Shakoor, sandal jepit dan sepatu yang datar, fleksibel, dan ringan sepertinya meniru cara berjalan dengan kaki telanjang.

Shakoor juga memperingatkan, bagaimanapun, bahwa beban lutut bukan satu-satunya pertimbangan dalam memberikan rekomendasi klinis.

“Untuk orang tua dan individu yang lemah, sandal jepit bisa menyebabkan jatuh karena desainnya longgar. Faktor-faktor seperti ini harus diperhitungkan,” kata Shakoor.

ScienceDaily/Ngarto Februana

Sumber : http://www.tempointeraktif.com

Kesehatan Persendian

Kunci Kesehatan Persendian
Kemampuan kita untuk bergerak leluasa bergantung langsung pada kesehatan persendian kita. Tak ada orang lain yang lebih tepat untuk memberikan kesaksian mengenai hal ini selain para penderita arthritis. Di atas kertas, hanya di Amerika Serikat saja, terdapat jutaan orang yang menderita dari sejenis kelumpuhan arthritis. Arthritis adalah penyakit yang menyerang persendian tulang. Kita memiliki persendian di dalam tubuh kita yang mengontrol setiap gerakan kecil yang kita lakukan. Salah satu dari persendian ini dapat menjadi sasaran dari arthritis. Persendian yang sehat dapat didefinisikan secara sederhana sebagai persendian yang bebas dari kerusakan, bahan kimia beracun, peradangan, dan arthritis dan mampu menunjang gerakan tubuh tanpa merasa tersiksa atau tak nyaman. Inilah yang disebut sebagai persendian yang sehat. Sayangnya, tak banyak orang yang dapat secara yakin mengatakan bahwa persendian mereka memang sehat. Lebih banyak orang justru mengalami penderitaan karena masalah persendian.

Nutrisi untuk Persendian:
Kesehatan persendian secara langsung dipengaruhi oleh ketersediaan nutrisi yang digunakan untuk membangun komponen pembentuk persendian. Saat asupan makanan ini tidak cukup tersedia, persendian akan mengalami degradasi secara bertahap. Persendian umumnya tidak dapat beregenerasi cukup cepat untuk mempertahankan fungsi dan kondisi persendian.

Glucosamine adalah komponen struktural dasar dan alamiah dalam cartilage di persendian. Cartilage terdiri dari sejumlah serat protein colagen dan molekul proteoglycan yang dihidrasikan dengan air. Proteoglycan adalah protein yang secara ekstensif diselaputi dengan serat gula. Serat gula proteoglycan dikenal sebagai glycosaminoglycans yang merupakan serat panjang dari berbagai jenis gula. Glucosamine adalah salah satu dari gula ini. Jadi bila kita melihat persendian pada tingkat molecular di bawah mikroskop elektron, kita akan melihat hutan serat glucosamine yang terhidrasi seperti sponge yang direndam di dalam air. Air ini menyediakan efek bantal sehingga persendian dapat bertahan dari tekanan luar biasa yang terjadi saat kita melakukan gerakan fisik setiap hari.

Agar kondisinya tetap sehat, persendian harus mendapatkan cukup glucosamine dan air. Seiring dengan bertambahnya usia kemampuan sel untuk secara alami menghasilkan glucosamine menjadi semakin menurun. Proses penuaan ini berlangsung di awal usia 20-an dan gejalanya mulai terasa di usia pertengahan 30-an. Penurunan jumlah glucosamine yang disintesakan di dalam sel juga akan menurunkan jumlah air yang tersedia di dalam persendian. Akibatnya persendian akan melemah dan mengalami degenerasi yang merupakan akar dari penyakit persendian. Seberapa awal seseorang bisa mengalami kekurangan glucosamine dan air sangat ditentukan oleh pengaruh genetis.
Saat persendian mulai mengalami degradasi, peradangan juga mulai terjadi. Radang ini merupakan tahap awal dari arthritis, sedangkan rasa sakit yang salah satunya ditandai dengan munculnya rasa sakit. Saat peradangan berkelanjutan, persendian mulai melalui sistem peradangan aktif yang kronik, secara bertahap menghancurkan struktur persendian.

Peradangan persendian dapat dikurangi atau dihilangkan dengan obat atau herbal alami. Pilihannya terletak di tangan Anda. Akan memilih obat beracun yang menghilangkan gejala secara sementara waktu tanpa mengobati atau herbal natural yang menghilangkan gejala tanpa meracuni dan membiarkan persendian untuk sembuh sendiri secara perlahan- lahan dan alami. FKC menggunakan zat nutrisi alami dan herbal, dan kami hanya merekomendasikan yang alami dan tak beracun.

Pemberian suplemen Glucosamine dapat efektif mengatasi gejala degenerasi cartilage hingga tahapan penurunan bertahap kemampuan tubuh yang menua untuk menghasilkan glucosamine. Karena tidak dapat diperoleh secara alamiah dalam makanan, glucosamine, merupakan suplemen yang penting di usia lanjut atau ketika menderita serangan arthritis. Dalam kasus ini glucosamine dapat dianggap sebagai vitamin yang diberikan sebagai suplemen.

Glucosamine Untuk Osteoarthritis:
Osteoarthritis adalah jenis arthritis umum yang merupakan penyakit degeneratif pada persendian. Persendian menjadi rentan terhadap penyakit degeneratif karena aktivitas yang melelahkan setiap hari. Cartilage/tulang muda di persendian mengalami fragmentasi dan penyusutan. Umumnya sel di dalam persendian mampu menyembuhkan dan memulihkan jaringan yang rusak. Namun dalam keadaan tak normal seperti osteoarthritis, jaringan tidak dapat diregenerasikan secara efisien yang mengakibatkan kerusakan persendian.

Osteoarthritis sangat menyakitkan karena cartilage yang melindungi tulang dari gesekan sesama tulang mengalami aus. Seluruh persendian pada dasarnya mudah mengalami osteoarthritis, namun sebagian persendian lain lebih mudah terpengaruh dibandingkan persendian yang lain. Osteoarthritis adalah penyakit yang secara bertahap memburuk. Zat kimia yang keras dan berpotensi bahaya seperti aspirin dan ibuprofen biasanya digunakan di klinik untuk mengobati penyakit ini secara oral sebagai tambahan dengan steroid yang berbahaya, namun langsung disuntikkan ke persendian yang bermasalah. Kabar baik untuk para penderita osteoarthritis adalah pemberian suplemen glucosamine merupakan strategi alternatif yang dapat diambil untuk mengatasi osteoarthritis.
Sekarang ini suplemen glucosamine digunakan dalam terapi klinis untuk mengobati osteoarthritis dan persendian lemah. Keamanan terapi suplemen glucosamine sudah terbentuk dengan baik. Bagi banyak orang yang menderita osteoarthritis, mengkonsumsi glucosamine adalah alternatif yang terbaik dibandingkan bahan kimia pembuat obat. Tulang dan tulang muda/cartilage pada kebanyakan orang akan mengalami degenerasi seiring berjalannya waktu, sehingga mengkonsumsi glucosamine merupakan langkah pencegahan yang baik untuk menjaga kesehatan persendian, untuk masa-masa berikutnya.

Sumber : http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1828997-kesehatan-persendian/

Glucosamine Mengurangi Sakit Pada Persendian Dan Lutut

Rasa sakit pada persendian biasanya meningkat seiring bertambahnya umur. Glucosamine sulfate adalah nutrisi yang efektif untuk mengurangi persendian sakit pada tingkat lembut maupun medium.
Nutrisi ini menampakkan hasilnya lebih lama daripada efek instan dari obat peredam sakit seperti aspirin dan acetaminophen. Tetapi obat-obat tersebut tidak mendukung terbentuknya cartilage (jaringan bantalan persendian), sementara penyebab utama sakitnya persendian adalah ausnya jaringan bantalan tersebut.

Ilmuwan Inggris membuktikan lebih banyak lagi manfaat glucosamine dalam mencegah sakit pada lutut. Enam puluh sembilan persen orang dewasa dengan arthritis yang mengkonsumsi 1500 mg (1,5 gram) Glucosamine per hari selama 12 minggu menunjukkan fungsi persendian, dan 77% mengalami pengurangan rasa sakit pada lututnya. Glucosamine bekerja paling efektif pada individu yang tidak mengalami kegemukan. (Britis Journal Sports Medicine, 41:415-419, 2007)

Pesan Untuk Dibawa Pulang: Bagi Anda penderita sakit pada persendian, ceklah kondisi Anda ke dokter. Apabila penyebabnya adalah ausnya bantalan persendian, konsumsilah suplemen yang mengandung Glucosamine Sulfate, Chondroitin, MSM (Methyl Sulfonyl Methane), dan Vitamin C untuk pemulihan fungsi dan regenerasi jaringan persendian yang lebih optimal.

Penulis : Ade Rai - Pakar Pembentukan Tubuh, 3x Juara Dunia Binaraga Drug-Free